Kementerian Pertanian Siapkan Program Keberlanjutan Produksi Pertanian Menghadapi Musim Kemarau Panjang
By Al
nusakini.com - Kementerian Pertanian (Kementan) Indonesia bersiap menghadapi tantangan musim kemarau panjang tahun 2024 dengan langkah-langkah antisipatif yang telah dipersiapkan sejak awal masa jabatan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Hal ini disampaikan dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI hari ini di Jakarta.
Menteri Pertanian Amran menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga keberlanjutan sektor pertanian serta kesejahteraan petani di tengah proyeksi musim kemarau yang diperkirakan akan berlangsung hingga September, dengan puncaknya pada bulan Agustus menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Salah satu langkah strategis yang ditekankan oleh Amran adalah peningkatan infrastruktur pompa untuk pengairan lahan sawah tadah hujan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, optimalisasi penggunaan lahan rawa, serta peningkatan kapasitas dan manajemen waduk/bendungan. Selain itu, diperkenalkannya teknologi budidaya pertanian hemat air dan gerakan panen air hujan diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional terhadap dampak kekeringan.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan luas tanam padi selama periode Oktober 2023 – April 2024, yang mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan rata-rata periode yang sama pada tahun 2015-2019. Hal ini mempengaruhi luas panen padi dan berdampak pada produksi padi nasional.
Menteri Amran juga menyoroti kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh sektor pertanian, termasuk dampak perubahan iklim ekstrem seperti El Nino, konflik geopolitik, dan dinamika ekonomi global yang berpotensi memicu krisis pangan. Dalam konteks ini, Amran menekankan pentingnya jaminan produksi, distribusi pangan yang efektif, serta akses pangan yang memadai bagi seluruh penduduk Indonesia.
Di sisi lain, dalam rangka mendukung pencapaian target Indonesia Emas 2045, Kementan menetapkan empat program utama untuk tahun 2025, termasuk upaya untuk meningkatkan ketersediaan, akses, dan konsumsi pangan berkualitas, serta nilai tambah dan daya saing industri pertanian.
Target produksi komoditas pertanian pada tahun 2025 yang dicanangkan Kementan meliputi padi sebesar 56,05 juta ton GKG, jagung 16,68 juta ton, kedelai 334 ribu ton, cabai 3,08 juta ton, bawang merah 1,99 juta ton, kopi 772 ribu ton, kakao 641 ribu ton, tebu 36 juta ton, kelapa 2,88 juta ton, daging sapi/kerbau 405,44 ribu ton, dan daging ayam 4,0 juta ton.
Kementan berkomitmen untuk terus mengawasi dan melaksanakan langkah-langkah kesiapsiagaan demi mengurangi dampak negatif musim kemarau terhadap produksi pangan nasional serta menjaga ketersediaan pangan yang memadai bagi masyarakat Indonesia.